makalah tafsir hadis tarbawi : pendidikan kealaman dan keantariksaan

AYAT DAN HADITS
 TENTANG PENDIDIKAN KEALAMAN DAN KEANTARIKSAAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas 
Mata Kuliah: Tafsir Hadist Tarbawi
Dosen Pengampu: Rahman Afandi, S. Ag, M. S. I



Disusun Oleh:
Inayatul Maula             (142330127)
Indah Apriani               (1423301274)
                                  Ricki Dwi Cahyo         (1423301291)


                                   
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2017



BAB I
PENDAHULUAN
           
Al-Quran sebagai sumber tentang khazanah ilmu pengetahuan, dan telah memberikan pengaruh yang amat besar terhadap pendidikan dan kebudayaan umat manusia. Pengaruh ini antara lain adalah penemuan-penemuan ilmiah dan pertumbuhan ilmu pengetahuan yang amat pesat dalam dunia Islam.
Dalam ayat Al-qur’an maupun hadis Nabi banyak sekali yang menerangkan mengenai pengetahuan kealaman dan antariksa.  Dalam hadis, manusia dianjurkan untuk memperhatikan dan mempelajari alam semesta  dan segala isinya seperti bintang-bintang, planet-planet, matahari dan bulan sehingga dengan mempelajarinya, manusia akan semakin meneguhkan keyakinan atas kekuasaan dan keesaan Allah SWT.  Selain itu diharapkan pemanfaatan ilmu antariksa (astronomi) ini dapat membantu dalam urusan kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu, dalam makalah ini akan menjelaskan mengenai pegertian dan  pentingnya pendidikan mengenai kealaman dan keantariksaan (astronomi) beserta ayat dan hadis mengenai kealaman dan keantariksaan (astronomi).



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan Kealaman dan Keantariksaan
Pendidikan berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan untuk memanusiakan manusia dalam mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Menurut UU tentang Sistem Pendidikan Nasional[1]  pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kealaman/ilmu alamiah (natural science) yakni ilmu yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya.[2] Pengertian alam semesta mencangkup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos yakni benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran besar, misalnya bintang, planet, galaksi.[3]
Kemudian menurut ilmu bahasa Indonesia antariksa diartikan sebagai luar angkasa yaitu benda benda yang ada di luar angkasa. Antariksa juga diartikan sebagai personifikasi dari benda benda langit yang tinggi ataupun dari atmosfer.[4]
Dalam ensiklopedia Islam, Ilmu yang mempelajari benda-benda langit:matahari, bulan, bintang dan planet-planetnya merupakan pengertian dari ilmu Falak.  Dalam bahasa Inggris Ilmu falak disebut juga astronomy atau astronomi dalam bahasa Indonesia. Astronomi merupakan salah satu cabang dari ilmu alam (IPA) yang mempelajari tentang antariksa dan benda-benda langit.[5]
Jadi, yang dimaksud pendidikan kealaman dan keantariksaan yaitu upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran mengenai alam semesta, meliputi benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil hingga benda-benda di luar angkasa: matahari, bulan, bintang dan planet-planet.
B.     Pentingnya Pendidikan Kealaman dan Keantariksaan
Pendidikan kealaman dan keantariksaan (astronomi) ini penting karena pemanfaatan ilmu astronomi ini dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak membantu terutama dalam hal-hal berikut, yaitu:
a.       Memperkirakan cuaca
Bagi orang yang kerap kali berada diluar rumah, cuaca esok hari senantiasa menjadi suatu taruhan, oleh sebab itu sebelum ribuan tahun, meramal cuaca merupakan seni rakyat yang terutama dipraktekan oleh pelaut, petani, pemburu, dan nelayan. Dewasa ini, berkat adanya elektronika dan Ilmu antariksa, para ahli dapat menggunakan suatu teknologi untuk menemukan hal-hal tentang cuaca.
Pada saat ini, satelit dengan kamera televisi mengawasi awan topan dari atas, dan menunjukan kecepatan serta arah geraknya. Bahkan bila tidak ada topan satelit ini dapat mengirimkan gambar pemandangan antariksa yang memperlihatkan selimut awan diseluh negeri, sehingga dapat dilihat diberita televisi.[6]
b.      Memberikan perhitungan terjadinya gerhana bulan dan matahari
Gerhana adalah suatu peristiwa astronomi yang terjadi ketika suatu objek dilangit bergerak ke arah bayangan objek lainnya, atau terhalang cahata suatu benda oleh benda lain ke suatu benda. Gerhana matahari adalah saat terhalangnya cahaya matahari ke bumi oleh bulan, sedangkan gerhana bulan adalah saat teralangnya cahaya matahari ke bulan oleh bumi.
Anjuran syariat Islam untuk melaksanakan shalat saat terjadinya gerhana membuat kajian ilmu falak sangat penting dalam permasalahan gerhana, karena ilmu falak (astronomi) dapat membantu memberikan perhitungan yang akurat mengenai saat terjadinya gerhana, baik gerhana dalam jangka dekat maupun jangka panjang.[7]
c.       Menetapkan awal bulan
Pembahasan penetapan tiap-tiap permulaan bulan baru, akan berkaitan dengan pembahasan sebuah sistem penanggalan (kalender). Sistem penanggalan merupakan sebuah kebutuhan manusia dalam hidup bermasyarakat. Penanggalan ini merupakan suatu satuan-satuan ukuran waktu yang disusun dan digunakan untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting, baik mengenai kehidupan manusia atau kejadian alam dilingkungan sekitarnya. Sistem kalender pada garis besarnya ada dua yakni kalender syamsyiah (masehi) yakni penanggalan berdasarkan pada perubahan musim sebagai akibat peredaran semu matahari dan kalender qomariah (hijriah), yakni penanggalan yang didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. [8]
Adapun dasar hukum yang menerangkan bahwa bilangan bulan ada 12 yaitu Q.S. At-taubah ayat 36
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَهۡرٗا فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ.... ٣٦
“ Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi...”
d.      Menentukan awal waktu shalat
Waktu-waktu shalat yang dimaksud adalah sebagaimana yang biasa diketahui masyarakat, yaitu shalat lima waktu (shalat dhuhur, ashar, maghrib, isya dan subuh), ditambah waktu imsak, terbit matahari dan waktu dhuha. Waktu-waktu pelaksanaan shalat telah diisyaratkan oleh Allah SWT dalam ayat-ayat Al-Qur’an, yang kemudian dijelaskan oleh nabi Muhammad SAW dengan amal perbuatannya sebagaimana hadis-hadis yang ada.
Hanya saja waktu-waktu shalat yang ditunjukan Al-qur’an maupun hadis nabi hanya berupa fenomena alam yang jika tidak menggunakan ilmu falak (astronomi) tentunya akan mengalami kesulitan dalam menentukan awal waktu shalat. Maka dari itu, dengan mempelajari/pendidikan ilmu Falak (astronomi) dalam menentukan awal waktu shalat akan menemui kemudahan.[9]
C.    Ayat Dan Hadist Tentang Pendidikan Kealaman dan Keantariksaan
Manusia diciptakan oleh Allah dengan kemampuan yang sangat istimewa, yaitu akal pikiran yang membedakan manusia dari binatang. Akal pikiran ini seyogyanya beriman kepada khaliknya, yaitu Tuhan Allah Yang Maha Esa yang telah menciptakan manusia dan seluruh alam semesta. Maka Allah mengirim wahyu petunjuk berupa kitab-kitab suci melalui para nabi dan rasul-Nya untuk manusia guna mengartikan akal pikiranya dan meluruskan imanya serta sebagai pedoman dalam beribadahnya  kepada-Nya. Dalam al-Quran, dalam menghadapi alam semesta di sekelilingnya di perintahkan agar mempelajari alam itu secara ilmiah dan memanfaatkanya sebagai sarana ibadah dan sebagai pemenuhan bagi keperluan dan kesejahteraan hidupnya. Berikut firman Allah dalam Q.S. Ali Imran ayat 190-191:
إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”

Firman Allah dalam QS Yunus: 101
قُلِ ٱنظُرُواْ مَاذَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَمَا تُغۡنِي ٱلۡأٓيَٰتُ وَٱلنُّذُرُ عَن قَوۡمٖ لَّا يُؤۡمِنُونَ ١٠١
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman"

Ayat ini memerintahkan kita agar melakukan penalaran yaitu menerapkan metode ilmiah untuk mempelajari alam semesta ini. Jika umat manusia rajin melakukan penalaran  dan penelitian dari berbagai fenomena  alam yang beraneka ragam di seluruh jagad raya ini akan di temukanya kebenaran  yang berupa sifat-sifat karakteristik benda-benda  alam dan hukum-hukumnya. Hal ini tentunya akan mempertebal  dan memperkuat iman kepada Allah  Yang Maha Kuasa dan Qodar-Nya  yang berlaku bagi semua makhluk-Nya. [10]

a.       Firman Allah Swt dalam Q.S. Al- Baqarah : 189
۞يَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡأَهِلَّةِۖ قُلۡ هِيَ مَوَٰقِيتُ لِلنَّاسِ وَٱلۡحَجِّۗ وَلَيۡسَ ٱلۡبِرُّ بِأَن تَأۡتُواْ ٱلۡبُيُوتَ مِن ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنِ ٱتَّقَىٰۗ وَأۡتُواْ ٱلۡبُيُوتَ مِنۡ أَبۡوَٰبِهَاۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ١٨٩

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
b.      Firman Allah Swt dalam Q.S. Yasin : 38-40
وَٱلشَّمۡسُ تَجۡرِي لِمُسۡتَقَرّٖ لَّهَاۚ ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ ٣٨ وَٱلۡقَمَرَ قَدَّرۡنَٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلۡعُرۡجُونِ ٱلۡقَدِيمِ ٣٩ لَا ٱلشَّمۡسُ يَنۢبَغِي لَهَآ أَن تُدۡرِكَ ٱلۡقَمَرَ وَلَا ٱلَّيۡلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِۚ وَكُلّٞ فِي فَلَكٖ يَسۡبَحُونَ ٤٠
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (38) Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua (39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (40)”
c.       Dalam hadits Ibn Sunni
          تَعَلَّمُوْامِنَ النُّجُوْمِ مَاتَهْتَدُوْنَ بِهِ فِى ظُلُمَاتِ اليَرِّوَالبَحْرِ ثُم َ انْتَهُو
“pelajarilah keadaan bintang-bintang supaya kamu mendapat petunjuk dalam kegelapan darat dan laut, lalu berhentilah”
d.      Hadits riwayat Imam Thabrani        
أِنَّخِيَارَعِبَادِاللهِ الَّذِيْنَ يُرَاعُوْنَ الشَّمْسَ َوالقَمَرَلِذِكْرِاللهِ
“Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang baik adalah yang selalu memperhatikan matahari dan bulan, untuk mengingat Allah”
e.       Hadits riwayat Imam Bukhori
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ عُمْرِوأَنَّهُ سَمِعَ ابْنُ عُمَرَرَضِيَ الله ُعَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَليْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:إِنَّا أُمَّة ُأُمِّيّةُ لَاَنكْتُبُ وَلَانَحْسُبُ. الشَّهْرُهَكَذَاوَهَكَذَايَعْنِي مَرَّة تِسْعَةً وَعِشْرِيْنَ وَمَرَّة ًثَلَاثِيْنَ
“Dari Said bin Amr bahwasannya dia mendengar Ibn Umar ra dari nabi beliau bersabda : sungguh kami adalah umat yang ummi, tidak mampu menulis dan menghitung bulan adalah sekian dan sekian yaitu kadang 29 hari dan kadang 30 hari”



BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan kealaman dan keantariksaan yaitu upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran mengenai alam semesta, meliputi benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil hingga benda-benda di luar angkasa: matahari, bulan, bintang dan planet-planet.
Pendidikan kealaman dan keantariksaan (astronomi) ini penting karena pemanfaatan ilmu astronomi ini dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak membantu terutama dalam memperkirakan cuaca, memberikan perhitungan terjadinya gerhana bulan dan matahari, menetapkan awal bulan, menentukan awal waktu shalat, dan masih banyak lagi.






DAFTAR PUSTAKA

Aly, Abdullah dan Eni Rahma. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Anonymous, Antariksa alam dan tata surya, Diakses dari http://www.informasi-pendidikan.com/2015/08/antariksa-alam-semesta-dan-tata-surya.html pada tanggal 19 April 2017 pukul 17.00.

Bashori, Muhammad Hadi. 2015. Pengantar ilmu falak.  Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Hambali, Slamet. 2012. Ilmu Falak. Yogyakarta: Lukita.

Jasin, Maskoeri. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Muzamil, Lutfi Adnan. 2015. Studi Falak dan Trigonometri Cara Cepat dan Praktis Memahami Trigonometri dalam Ilmu Falak. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Zainal, Veithzal R. 2013. Islamic Education Management. Jakarta: Rajagrafindo Persada





[1] Veithzal Rivai Zainal, Islamic Education Management, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), hlm. 149.
[2] Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1995), hlm 32
[3] Abdullah Aly dan Eni Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) hlm 34
[4] Anonymous, Antariksa alam dan tata surya, Diakses dari http://www.informasi-pendidikan.com/2015/08/antariksa-alam-semesta-dan-tata-surya.html pada tanggal 19 April 2017 pukul 17.00
[5] Muhammad Hadi Bashori, Pengantar ilmu falak, ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), hlm  6- 7.
[6] Abdullah Aly dan Eni Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, ... hlm 59.
[7] Muhammad Hadi Bashori, Pengantar ilmu falak,...hlm 19
[8] Lutfi Adnan Muzamil, Studi Falak dan Trigonometri Cara Cepat dan Praktis Memahami Trigonometri dalam Ilmu Falak, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2015), hlm 17-23
[9] Slamet Hambali, Ilmu Falak, (Yogyakarta: Lukita, 2012), hlm7-9
[10] Zalbawi Soejoeti, Al Islam dan Iptek Buku ke Satu, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,1998) hlm 247-249.

Comments

Popular posts from this blog

makalah rencana pembelajaran akidah akhlak

Makalah Pendidikan - Pendekatan Pembelajaran Qur'an Hadis